Judul : Ngesex Dengan Muridku
link : Ngesex Dengan Muridku
Ngesex Dengan Muridku
Agenlendir69 - Pagi itu, sinar matahari belum mampu
mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan
Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang
tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun
pagi. Rumput di halaman villa masih basah.
Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam
sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak
tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan
ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.
Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama
lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya.
Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan
birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa
kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.
Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika
batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby
menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo.
Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.
“Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.
Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa
dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan
punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang
terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang
jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola
kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus.
Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.
Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam
hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal?
Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang
diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.
Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan
pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby
yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak
mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.
“Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.
Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati
masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat
menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua
telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya
terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah
pantat gadis itu.
Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih
kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu
terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin
keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.
Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika
bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan
lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang
kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya.
Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan
lipatan daging antara dubur dan vagina.
“Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.
Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang
akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan
pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas
mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika
merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.
Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga
akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby
berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai
ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya
menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir
birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.
Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir
dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di
vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa
lebih kasar daripada biasanya.
Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi
daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo
yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu
vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan
kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.
“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.
Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme
hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina
sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa
nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang.
Lututnya seolah kehilangan sendi.
Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan
tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh.
Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali
cairan sabun ke telapak tangannya.
Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika
menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan
menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih
itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya
dengan lembut.
Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak
tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan
telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di
jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan
lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas
kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di
leher jenjang gadis belia itu.
“Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.
Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat
ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara
lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke
belakang.
Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu
diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk
memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu
meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.
Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia
mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati
bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu
telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu
berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput
perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.
Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya
berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat
bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu
seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak
tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan
buih-buih sabun.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.
Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti
bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya
terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya
dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.
Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis
di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat
mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan
itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan
itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di
lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya
berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.
Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut.
Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu.
Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir
yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua
bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah
dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.
Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir
Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh
perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras.
Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi
mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang
kemaluannya.
Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha
kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan
bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya
di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya
ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir
vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu
terlepas kembali.
Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali
cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina
yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus
tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.
“Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby.
Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya
kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit
gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola
matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong
bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika
perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu
merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang
berwarna pink!
“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!”
Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan
pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan
hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim
gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.
Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus
dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah
bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil
berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang
sensasional dalam bercinta.
Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam
hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi
gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah
tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas
dada.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.
Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah
vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin
menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan
kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat
pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat
mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih
tersisa di beberapa bagian tubuhnya.
Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut
rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya.
Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas
Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan
batang kemaluannya.
Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang
merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo.
Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa
berdesir hingga ke ubun-ubun.
“Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!”
Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya.
Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk
mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang
kemaluannya.
Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia
tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji
kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang
kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang
kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani
yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.
“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.
“Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air
mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.
‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat
tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang.
‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah
bergantung di leher Theo.
“Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.
“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!
Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak
tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu
ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang
masih tersisa di tubuhnya,
di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak
ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap
terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat
dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!
“Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi Debby.”
“Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.
Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby. END
Demikianlah Artikel Ngesex Dengan Muridku
Sekianlah artikel Ngesex Dengan Muridku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Ngesex Dengan Muridku dengan alamat link https://agenlendir69.blogspot.com/2017/08/ngesex-dengan-muridku.html
No comments:
Post a Comment